KOMPOSISI
KIMIA BATUBARA
Batubara
adalah salah satu bahan bakar fosil, pengertian umumnya adalah batuan sedimen
yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa
tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya
terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Batubara adalah batuan organik yang
memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam
berbagai bentuk.
Secara kimia batubara tersusun atas tiga komponen utama,
yaitu :
1 .
Air yang terikat secara fisika dan dapat
dihilangkan pada suhu sampai 150°C disebut Moisture.
2 .
Senyawa batubara atau coal subtance atau coal
matter.
3 .
Zat mineral atau Minera Matter.
Pada dasarnya
terdapat dua jenis material yang membentuk batubara, yaitu :
1. Combustible
Material, yaitu bahan atau material yang dapat dibakar/dioksidasi oleh oksigen.
Material tersebut umumnya terdiri dari :
• karbon padat (fixed carbon)
• senyawa hidrokarbon
• senyawa sulfur
• senyawa nitrogen, dan beberapa
senyawa lainnya dalam jumlah kecil.
2.
Non Combustible Material, yaitu bahan atau material yang tidak dapat
dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut umumnya terdiri dari senyawa
anorganik (Si02, A1203, Fe203, Ti02, Mn304, CaO, MgO, Na20, K20, dan senyawa
logam lainnya dalam jumlah yang kecil) yang akan membentuk abu/ash dalam
batubara. Kandungan non combustible material ini umumnya diingini karena akan
mengurangi nilai bakarnya. Pada proses pembentukan batubara/coalification,
dengan bantuan faktor ti:ika dan kimia alam, selulosa yang berasal dari tanaman
akan mengalami pcruhahan menjadi lignit, subbituminus, bituminus, atau
antrasit.
Hampir seluruh pembentuk batu bara
berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya
menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut :
- Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
- Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
- Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
- Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
- Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Lingkungan Pengendapan Batubara
Interpretasi Lingkungan Pengendapan dari Litotipe dan Viikrolitotipe
Tosch (1960) dalam Bustin dkk. (1983),
Teichmuller and Teichmuller (1968) dalam Murchissen (1968) berpendapat bahwa
litotipe dan mikrolitotipe batubara berhubungan erat dengan lingkungan
pengendapannya. Lingkungan pengendapan dari masing-masing litotipe adalah
sebagi berikut :
1. Vitrain dan Clarain, diendapkan
di daerah pasang surut dimana terjadi perubahan muka air laut.
2. Fusain, diendapkan pada lingkungan
dengan kecepatan pengendapan rendah, yaitu lingkungan air dangkal yang dekat
dengan daratan.
3. Durain, diendapkan dalam
lingkungan yang lebih dalam lagi, diperkirakan lingkungan laut dangkal.
Sedangkan interpretasi lingkungan
pengendapan berdasarkan mikrolitotipe adalah sebagai berikut :
1. Vitrit, berasal dari kayu-kayuan
seperti batang, dahan, akar, yang menunjukkan lingkungan rawa berhutan.
2. Clarit, berasal dari tumbuhan
yang mengandung serat kayu dan diperkirakan terbentuk pada lingkungan rawa.
3. Durit, kaya akan jejak jejak akar
dan spora, hal ini diperkirakan terbentuk pada lingkungan laut dangkal.
4. Trimaserit, yang kaya akan
vitrinit terbentuk di lingkungan rawa, sedangkan yang kaya akan liptinit
terbentuk di lingkungan laut dangkal clan yang kaya akan inertinit terbentuk
dekat daratan.